Permasalahan
di Indonesia: Pemaksaan Ideologi
Pada
tahun 2019, Perkembangan teknologi dan informasi sudah berkembang pesat. Banyak
teknologi baru bermunculan guna memenuhi kebutuhan hidup kita sebagai manusia. Meskipun
perkembangan teknologi sudah berkembang sangat pesat, masih ada saja otak
manusia- manusia yang belum berkembang, masih kolot. Mengapa saya mengatakan
bahwa masih ada orang yang kolot di Indonesia? Salah satunya adalah
memaksakan ideologi yang mereka anut.
Pemaksaan ideologi sering kali kita rasakan
atau alami dalam kehidupan baik secara sadar maupun tidak. Pengertian Ideologi adalah kumpulan ide-ide dasar, gagasan, keyakinan dan
kepercayaan yang sifatnya sistematis sesuai dengan arah dan tujuan yang ingin
dicapai dalam kehidupan nasional suatu bangsa dan negara. Disini saya
akan memberitahuakn dengan contoh implementasi dari ideologi Pancasila yang
sangat mudah supaya orang –orang “kolot”
di Indonesia paling tidak jumlahnya berkurang. Misalnya: kamu ditawarkan jus
olah salah seorang kerabat yang ada di keluarga kamu, lalu kamu kemudian
mencobanya. Setelah kamu mencobanya ternyata jus itu tidak enak karena di dalam
jus itu mengandung buah duren, kebetulan kamu tidak menyukai buah durian dan
mempunyai alergi terhadap buah duren. Karena jus tersebut tidak enak kamu
mengatakan yang sejujurnya bahwa kamu tidak menyukai jus tersebut karena kamut idak
menyukai buah durian dan mempunyai alergi terhadap buah durian.Bahkan kamu
sampai memnita maaf . Saya tahu kebanyakan orang di Indonesia itu mempunyai “rasa
nggak enakan”, daripada dihujat, di benci (mau sampai kapan woy!!! Adanya kamu,
iya kamu mampus sendiri). Lanjut lagi ke cerita, lalu saudara kamu atau siapa
lah kerabat kamu marah besar. Dia terus menerus memaksa kamu kamu karena dia
mempunyai argumen “Jus itu sehat, bodoh.” .
Padahal kamu tidak memasalahkan
durian dan kamu juga tentu mengetahui manfaat dari buah itu. Yang
menjadi masalah adalah kamu mempunyai alergi. “Menurut UUD 1945, Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat,
berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.” karena kamu mengeluarkan argumen
tentang pasal UUD 1945 dan kebetulan dia adalah saudara kamu seorang lulusan
sarjana hukum dan kamu masih smp/ sma. “Tahu apa kamu tentang hukum?”.
Gelar menurut saya adalah ssebuah “bullshit”. Orang
yang lulus sarjana dengan jurusann yang mereka pilih kebayakan memanfaatkan
gelar yang mereka pakai sebagai sebuah jaminan bahwa mereka paling tahu dan
paling benar. Tapi ada lagi yang lebih parah lulus kuliah tidak mempunyai skill.
Beraklah, ngapain aja waktu kuliah?
Lanjut ke cerita karena amarah dari saudara
kamu tidak dapat lagi dibendung.
Akhirnya dia melakukan tindakan yang koersif. Bagi yang tidak tahu apa itu
koersif, koersif adalah bentuk pengendalian sosial yang bersifat kekerasan.
Tindakan koresif itu sangat bertentangan dengan sila Pancasila, sila kedua “Kemanusiaan
yang adil dan beradab” . Masa kamu kalah sama hewan, hewan aja kalau tidak
menyukai lawan jenisnya mereka tidak akan memaksa lawan jenisnya untuk
menyukainya. Pancasila itu jangan Cuma dihafal dari kamu SD. Tapi tidak
mengerti artinya, sama aja bohong.
Jadi dari contoh dari cerita di atas kamu bisa mengerti
tentang pemaksaan ideologi mempunyai dampak negatif. Sejatinya ideologi
merupakan sebuah kepercayaan seorang agar mencapai kehidupan yang aman dan
sejahtera. Sebuah ideologi baik dan benar untuk kamu bukan berarti baik untuk
orang lain.
Komentar
Posting Komentar